Beranda | Artikel
Kaum Mukminin Pada Hari Kiamat Akan Melihat Allah
Rabu, 20 November 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Kaum Mukminin Pada Hari Kiamat Akan Melihat Allah adalah bagian dari kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab الجمع بين صحيحين (Al-Jam’u Baina As-Sahihain) yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada 1 Muharram 1441 H / 01 September 2019 M.

Download Kitab Al-Jam’u Baina As-Sahihain – Format PDF di sini

Kajian Hadits Tentang Kaum Mukminin Pada Hari Kiamat Akan Melihat Allah

Kita lanjutkan hadits yang ke-68. Bab firman Allah Ta’ala:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ ﴿٢٢﴾ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ﴿٢٣﴾

Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri. Dan mereka melihat kepada Rabbnya.” (QS. Al-Qiyamah[75]: 22-23)

Keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah bahwa nanti kaum mukminin pada hari kiamat akan melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala di Padang Mahsyar demikian pula melihat di dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia berkata: “Kami berkata: ‘Wahai Rasulullah, apakah kita akan melihat Rabb kita pada hari kiamat?`” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

هَلْ تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ وَالقَمَرِ إِذَا كَانَتْ صَحْوًا؟

“Apakah kalian berdesak-desakan untuk melihat matahari dan bulan apabila tidak ada awan?”

Kami berkata, “Tidak wahai Rasulullah”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فَإِنَّكُمْ لاَ تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ رَبِّكُمْ يَوْمَئِذٍ ، إِلَّا كَمَا تُضَارُونَ فِي رُؤْيَتِهِمَا

“Kalian pun nanti pada hari kiamat tidak akan berdesak-desakan melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana kalian melihat matahari dan bulan.”

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يُنَادِي مُنَادٍ: لِيَذْهَبْ كُلُّ قَوْمٍ إِلَى مَا كَانُوا يَعْبُدُونَ

“Nanti pada hari kiamat akan ada yang menyeru: Hendaklah setiap kaum pergi kepada yang ia sembah dahulu sewaktu di dunia..”

فَيَذْهَبُ أَصْحَابُ الصَّلِيبِ مَعَ صَلِيبِهِمْ

“Penyembah salib akan pergi bersama salib mereka.”

وَأَصْحَابُ الأَوْثَانِ مَعَ أَوْثَانِهِمْ

“Penyembah berhala akan pergi bersama berhala mereka.”

وَأَصْحَابُ كُلِّ آلِهَةٍ مَعَ آلِهَتِهِمْ

“Dan setiap yang menyembah sesuatu selain Allah mereka akan pergi bersama sembahan-sembahannya.”

حَتَّى يَبْقَى مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ، مِنْ بَرٍّ أَوْ فَاجِرٍ

“Sehingga tersisalah orang yang hanya beribadah kepada Allah saja, baik dia orang shalih atau orang yang tidak shalih.” Yang jelas waktu di dunia ia hanya menyembah Allah saja.

وَغُبَّرَاتٌ مِنْ أَهْلِ الكِتَابِ

“Demikian pula sisa-ssisa dari ahli kitab yang hanya beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja.”

ثُمَّ يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ تُعْرَضُ كَأَنَّهَا سَرَابٌ

“Kemudian didatangkanlah neraka jahanam seakan-akan ia adalah fatamorgana.”

فَيُقَالُ لِلْيَهُودِ : مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ؟

“Orang-orang Yahudi itu akan ditanya: ‘Apa yang kalian sembah dahulu?`”

قَالُوا : كُنَّا نَعْبُدُ عُزَيْرَ ابْنَ اللَّهِ

“Maka mereka berkata: ‘Kami dahulu menyembah Uzair anak Allah.`”

فَيُقَالُ : كَذَبْتُمْ ، لَمْ يَكُنْ لِلَّهِ صَاحِبَةٌ وَلاَ وَلَدٌ ، فَمَا تُرِيدُونَ؟

“Maka dikatakan kepada mereka: ‘kalian telah berdusta. Allah tidak punya istri, tidak punya anak. Apa yang kalian inginkan?`”

قَالُوا : نُرِيدُ أَنْ تَسْقِيَنَا

“Mereka berkata: ‘kami ingin Ya Allah, Engkau memberikan minum kepada kami.`” Hal ini karena di Padang Mahsyar sangat panas sekali, didekatkan sampai 1 mil.

فَيُقَالُ : اشْرَبُوا، فَيَتَسَاقَطُونَ فِي جَهَنَّمَ

“Lalu dikatakan kepada mereka: ‘Silakan minum, maka mereka pun berjatuhan dalam neraka jahanam.`”

ثُمَّ يُقَالُ لِلنَّصَارَى: مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ؟

“Kemudian akan dikatakan kepada orang-orang Nasrani: ‘Apa yang kalian dahulu sembah?`”

فَيَقُولُونَ: كُنَّا نَعْبُدُ المَسِيحَ ابْنَ اللَّهِ

“Mereka berkata: ‘kami dahulu menyembah Nabi Isa anak Allah.`”

فَيُقَالُ : كَذَبْتُمْ ، لَمْ يَكُنْ لِلَّهِ صَاحِبَةٌ ، وَلاَ وَلَدٌ ، فَمَا تُرِيدُونَ ؟

“Dikatakan kepada mereka: ‘kalian berdusta, Allah tidak memiliki anak tidak pula istri. Apa yang kalian inginkan?`”

فَيَقُولُونَ : نُرِيدُ أَنْ تَسْقِيَنَا

“Mereka berkata: ‘kami ingin Ya Allah, Engkau berikan kepada kami minum.`”

فَيُقَالُ: اشْرَبُوا فَيَتَسَاقَطُونَ فِي جَهَنَّمَ

“Lalu dikatakanlah: ‘Silahkan minum. Maka merekapun berjatuhan dalam neraka jahanam.`”

حَتَّى يَبْقَى مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ مِنْ بَرٍّ أَوْ فَاجِرٍ

“Sehingga tersisalah orang-orang yang hanya beribadah kepada Allah saja, baik dia shalih atau tidak shalih.”

فَيُقَالُ لَهُمْ : مَا يَحْبِسُكُمْ وَقَدْ ذَهَبَ النَّاسُ؟

“Kemudian dikatakan kepada mereka: ‘apa yang menahan kalian di sini, sementara orang-orang semua sudah pergi?`”

فَيَقُولُونَ : فَارَقْنَاهُمْ ، وَنَحْنُ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَيْهِ اليَوْمَ ، وَإِنَّا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي : لِيَلْحَقْ كُلُّ قَوْمٍ بِمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ

“Mereka berkata: ‘kami meninggalkan mereka sementara kami yang paling butuh kepadanya pada hari ini dan sesungguhnya kami mendengar ada yang menyeru: ‘hendaklah setiap kaum pergi bersama yang ia sembah””

وَإِنَّمَا نَنْتَظِرُ رَبَّنَا

“Sementara kami menunggu Rabb yang kami sembah.”

قَالَ : فَيَأْتِيهِمُ الجَبَّارُ فِي صُورَةٍ غَيْرِ صُورَتِهِ الَّتِي رَأَوْهُ فِيهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ

“Maka Allah pun mendatangi mereka dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang pertama kaum Mukminin melihatnya.” Ketika kaum Mukminin menunggu di Padang Mahsyar kemudian Allah datang bersama Malaikat bershaf-shaf.

وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا ﴿٢٢﴾

dan datanglah Rabbmu; sedang malaikat berbaris-baris.” (QS. Al-Fajr[89]: 22)

Disaat itulah kaum Mukminin melihat Allah. Sedangkan orang-orang kafirin tidak bisa melihat Allah. Karena Allah mengatakan:

كَلَّا إِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوبُونَ ﴿١٥﴾

Sekali-kali tidak, sesungguhnya tertutup mata mereka untuk melihat Rabb mereka pada hari kiamat.” (QS. Al-Mutaffifin[83]: 15)

Disaat yang kedua ini Allah mendatangi orang beriman dengan bentuk yang tidak sama dengan yang pertama. Lalu Allah berfirman kepada kaum Mukminin untuk menguji keimanan mereka itu:

أَنَا رَبُّكُمْ

“Aku Rabb kalian yang dahulu kalian sembah.”

فَيَقُولُونَ : أَنْتَ رَبُّنَا، فَلاَ يُكَلِّمُهُ إِلَّا الأَنْبِيَاءُ

 “Lalu mereka berkata: ‘Engkau Tuhan kami? Dan tidak ada yang berani mengajaknya bicara kecuali para Nabi saja.” Kaum Mukminin bingung, kok Tuhan kami berbeda. Dalam satu riwayat yang lain kaum Mukminin mengatakan, ‘kami berlindung kepada Allah untuk mempersekutukan Allah sedikitpun juga.’ Karena melihat bentuknya berbeda sementara mereka hanya menyembah Allah saja. Lalu Allah berfirman:

هَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ آيَةٌ تَعْرِفُونَهُ ؟

“Apakah ada tanda yang kalian kenal dari Rabb kalian?”

فَيَقُولُونَ : السَّاقُ، فَيَكْشِفُ عَنْ سَاقِهِ

“Maka kaum Mukminin berkata, ‘Betis’, maka Allah pun menyingkap betisNya.” Ini wajib kita imani bahwa Allah punya betis. Tapi tidak boleh dipikirkan bahwa betis Allah serupa dengan betis kita. Allah berfirman:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ ﴿١١﴾

Allah tidak serupa dengan apapun juga, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Asy-Syura[42]: 11)

Sebagaimana melihatnya Allah tidak sama dengan melihatnya hamba, mendengarnya Allah tidak serupa dengan mendengarnya hamba, demikian pula kita katakan Allah punya betis karena Allah disini mengabarkan. Tapi betisnya Allah tidak mungkin sama dengan betisnya makhluk. Itu sesuai dengan keagunganNya.

Maka Allah pun menyingkapkan betisNya. Disaat itulah kaum Mukminin kenal.

فَيَسْجُدُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ، وَيَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ لِلَّهِ رِيَاءً وَسُمْعَةً

“Semua Mukmin sujud, dan tersisa yang dahulu di dunia mereka sujudnya karena riya’ dan sum’ah.”

Simak pada menit ke-10:27

Download MP3 Kajian Hadits Tentang Kaum Mukminin Pada Hari Kiamat Akan Melihat Allah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47958-kaum-mukminin-pada-hari-kiamat-akan-melihat-allah/